Senin, 13 Januari 2014

Penunggu Gedung Tua



         Beberapa anak yang sedang berkumpul dalam kelas sedang menikmati jam istirahat, Salah seorang anak mulai bercerita tentang gedung tua yang berada di puncak bukit di belakang sekolah.
       “Hei, hei, dengar katanya gedung yang ada di belakang sekolah kita itu banyak hantunya lho…” ujarnya mulai bercerita.
       “Ah, bohong…Mana ada hantu zaman begini…. Dah transmigrasi mereka ke mars”
       “ndak percaya lagi… Gimana kalau kita buktikan …??” tantang Djoko, yang di balas dengan senyuman setuju “ok..!! jam 8 malam nanti kita kumpul di sekolah, yang lainnya juga wajib ikut…!!” paksa Amir

         Malam harinya hanya ada beberapa anak yang ikut dalam pembuktian malam itu, Amir, Djoko, Siska, dan Ami, segala perlengkapan pun dipersiapkan senter, baterai, termasuk pentungan yang diam-diam diambil dari pos ronda, upss….
         “Baiklah sekarang kita bagi kelompok…” ucap Amir
         “nanti aja kalau kita sudah masuk” pinta Siska, salah seorang peserta yang datang malam itu.
         Setelah berunding beberapa saat, meraka memutuskan untuk masuk bersama. Sesampainya di depan gedung, pintu yang tertutup rapat mulai memancarkan aura yang cukup membuat merinding bulu kucing ups salah, bulu kuduk maksudnya. Siska mulai menggerakkan gagang pintu, mencoba untuk membukanya,
         “lho….lho…. terkunci ini pintunya…” ucap Siska masih terus berusaha membuka, beberapa menit terlewati dan pintu belum juga terbuka,
         “sepertinya memang ndak bisa di buka, lebih baik kita pulang saja” ajak Ami, yang sedari tadi hanya diam saja di belakang. Hingga beberapa saat berlalu dan pintu tetap tidak terbuka, akhirnya mereka memutuskan untuk menghentikannya, selangkah, dua langkah mereka meninggalkan tempat itu, “cklek….krieeet…” tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya, seakan mengatakan “Silahkan masuk, hei manusia-manusia kecil” dan akhirnya mereka berempat masuk ke dalam gedung dengan perlahan. Setelah mereka berada didalam gedung pastinya pintu tertutup kembali dengan sendirinya.

         “wah…wah awal yang bagus nich” ucap Ami dengan senyum dinginnya.
Dengan perlahan mereka berjalan menyusuri ruangan-ruangan yang ada.
         “Kriet…kriet…kriet….”
Sebuah suara terdengar dari balik ruangan dihadapan mereka, ruangan kecil yang pintunya sedikit terbuka, terlihat seberkas cahaya bulan menerangi sudut-sudut ruangan itu. “ayo kita lihat” ajak amir sambil terus mengendap-endap kearah ruangan itu. Pintu perlahan dibuka dan “KYAAAAAAAA……..!!!!!” teriak mereka serentak dan begegas berlari menjauhi ruangan itu. “ haah…haah… apaan tadi itu yah, kaget banget..” ucap djoko sambil berusaha mengontrol nafasnya yang terengah-engah. Belum sempat hilang lelahnya merka dikejutkan kembali dengan sesosok bayangan putih yang melesat di depan mereka, “KYAAAAAA……..!!!!!!” untuk kedua kalinya mereka berteriak dan berlari lagi. Setelah merasa aman akhirnya mereka istirahat sejenak “Ami..” panggil Amir “ya, ada apa lagi..??” tanya Ami yang dah Siap” teriak dan lari untuk yang ketiga kalinya, “Djoko sama Siska mana..??” tanya Amir “he…??” dipandanginya sekeliling tempat itu tapi memang tak ada sosok yang dicari “waduh….jangan-jangn kesasar…” ucap ami menjelaskan “mati kita…ayo cepat dah kita cari…” ajak amir sambil meninggalkan tempat itu.
         Lorong-lorong panjang dan gelap serta pintu-pintu yang berjejer, ntah apa yang ada dibaliknya.
         ting…ting…ting…” suara merdu dari permainan piano terdengar dari balik ruangan disudut koridor. “suara piano…ayo kita lihat…” ajak Amir menarik tangan Ami
“jangan ntar muncul hantunya lagi..” cegah Ami yang mulai cemas “iya, kalau itu hantu kalau lain bagaimana..??” paksa Amir sambil terus berjalan mendekati ruangan itu, “mank selain hantu disini ada apa lagi hah….” Gerutu Ami, masih tetap mengikuti Amir.
         Setelah sampai, di bukalah pintu ruangan itu, terlihat sesosok wanita dengan gaun hitam pekatnya duduk memainkan piano itu, wanita tanpa kepala…..!!!!!
 Amir dan Ami hanya terdiam berusaha agar tak bersuara, berharap agar tak mengganggunya yang asyik bermain. “klotak..klotak..” suara mencurigakan mucul dari arah bawah mereka. Dengan was-was dan berharap segala kebaikan,mereka melihat kebawah… sebentuk kepala dengan rambut panjang yang berserakan sedang menatap mereka, terlihat senyum manisnya di lanjutkan dengan tawanya yang terkekeh-kekeh cukup membuat Amir dan Ami tergoda, tapi itu hanya sesaat sebelum Amir melepaskan tendangan mautnya, maklum atlit bola gitu loh,..
“TTIIIIIDDDAAAKKKK” teriak mereka berbarengan lalu dengan segera melancarkan jurus kaki seribunya yang baru saja mereka pelajari. Mereka segera berlari ke pintu depan dan “BRUK..!!” mereka menabrak Djoko dan siska “akhirnya ketemu…” ucap siska senang sambil memeluk Ami.
         Tak terasa hari telah pagi, saat kokok ayam mulai terdengar pintu pun terbuka kembali dengan sendirinya, mereka berempat segera melesat keluar dari gedung dan berjanji untuk tidak kembali kegedung tua itu lagi.
         Sedangkan gedung tua itu tetap pada kehidupan malamnya, dengan senyum mereka selalu menunggu para peserta yang ingin menguji nyali mereka kembali.
         Khi…..khi…..khi…..

# The End #

Tidak ada komentar: