Beberapa anak yang sedang berkumpul
dalam kelas sedang menikmati jam istirahat, Salah seorang anak mulai bercerita
tentang gedung tua yang berada di puncak bukit di belakang sekolah.
“Hei, hei, dengar katanya gedung yang
ada di belakang sekolah kita itu banyak hantunya lho…” ujarnya mulai bercerita.
“Ah, bohong…Mana ada hantu zaman
begini…. Dah transmigrasi mereka ke mars”
“ndak percaya lagi… Gimana kalau kita
buktikan …??” tantang Djoko, yang di balas dengan senyuman setuju “ok..!! jam 8
malam nanti kita kumpul di sekolah, yang lainnya juga wajib ikut…!!” paksa
Amir
Malam harinya hanya ada beberapa anak
yang ikut dalam pembuktian malam itu, Amir, Djoko, Siska, dan Ami, segala
perlengkapan pun dipersiapkan senter, baterai, termasuk pentungan yang
diam-diam diambil dari pos ronda, upss….
“Baiklah sekarang kita bagi kelompok…”
ucap Amir
“nanti aja kalau kita sudah masuk”
pinta Siska, salah seorang peserta yang datang malam itu.
Setelah berunding beberapa saat, meraka
memutuskan untuk masuk bersama. Sesampainya di depan gedung, pintu yang
tertutup rapat mulai memancarkan aura yang cukup membuat merinding bulu kucing
ups salah, bulu kuduk maksudnya. Siska mulai menggerakkan gagang pintu, mencoba
untuk membukanya,
“lho….lho…. terkunci ini pintunya…”
ucap Siska masih terus berusaha membuka, beberapa menit terlewati dan pintu
belum juga terbuka,
“sepertinya memang ndak bisa di buka,
lebih baik kita pulang saja” ajak Ami, yang sedari tadi hanya diam saja di
belakang. Hingga beberapa saat berlalu dan pintu tetap tidak terbuka, akhirnya
mereka memutuskan untuk menghentikannya, selangkah, dua langkah mereka
meninggalkan tempat itu, “cklek….krieeet…” tiba-tiba pintu terbuka dengan
sendirinya, seakan mengatakan “Silahkan masuk, hei manusia-manusia kecil” dan
akhirnya mereka berempat masuk ke dalam gedung dengan perlahan. Setelah mereka berada didalam gedung pastinya
pintu tertutup kembali dengan sendirinya.
“wah…wah
awal yang bagus nich” ucap Ami dengan senyum dinginnya.
Dengan perlahan mereka berjalan
menyusuri ruangan-ruangan yang ada.
“Kriet…kriet…kriet….”
Sebuah suara terdengar dari
balik ruangan dihadapan mereka, ruangan kecil yang pintunya sedikit terbuka,
terlihat seberkas cahaya bulan menerangi sudut-sudut ruangan itu. “ayo kita
lihat” ajak amir sambil terus mengendap-endap kearah ruangan itu. Pintu perlahan
dibuka dan “KYAAAAAAAA……..!!!!!” teriak mereka serentak dan begegas berlari
menjauhi ruangan itu. “ haah…haah… apaan tadi itu yah, kaget banget..”
ucap djoko sambil berusaha mengontrol nafasnya yang terengah-engah. Belum
sempat hilang lelahnya merka dikejutkan kembali dengan sesosok bayangan putih
yang melesat di depan mereka, “KYAAAAAA……..!!!!!!” untuk kedua kalinya mereka berteriak dan
berlari lagi. Setelah merasa aman akhirnya mereka istirahat sejenak “Ami..”
panggil Amir “ya, ada apa lagi..??” tanya Ami yang dah Siap” teriak dan lari
untuk yang ketiga kalinya, “Djoko sama Siska mana..??” tanya Amir “he…??”
dipandanginya sekeliling tempat itu tapi memang tak ada sosok yang dicari
“waduh….jangan-jangn kesasar…” ucap ami menjelaskan “mati kita…ayo cepat dah
kita cari…” ajak amir sambil meninggalkan tempat itu.
Lorong-lorong panjang dan gelap serta pintu-pintu yang berjejer, ntah
apa yang ada dibaliknya.
ting…ting…ting…”
suara merdu dari permainan piano terdengar dari balik ruangan disudut koridor.
“suara piano…ayo kita lihat…” ajak Amir menarik tangan Ami
“jangan ntar muncul hantunya
lagi..” cegah Ami yang mulai cemas “iya, kalau itu hantu kalau lain
bagaimana..??” paksa Amir sambil terus berjalan mendekati ruangan itu, “mank
selain hantu disini ada apa lagi hah….” Gerutu Ami, masih tetap mengikuti Amir.
Setelah
sampai, di bukalah pintu ruangan itu, terlihat sesosok wanita dengan gaun hitam
pekatnya duduk memainkan piano itu, wanita tanpa kepala…..!!!!!
Amir dan Ami hanya terdiam berusaha agar tak
bersuara, berharap agar tak mengganggunya yang asyik bermain. “klotak..klotak..” suara
mencurigakan mucul dari arah bawah mereka. Dengan was-was dan berharap segala
kebaikan,mereka melihat kebawah… sebentuk kepala dengan rambut panjang yang
berserakan sedang menatap mereka, terlihat senyum manisnya di lanjutkan dengan
tawanya yang terkekeh-kekeh cukup membuat Amir dan Ami tergoda, tapi itu hanya
sesaat sebelum Amir melepaskan tendangan mautnya, maklum atlit bola gitu loh,..
“TTIIIIIDDDAAAKKKK” teriak
mereka berbarengan lalu dengan segera melancarkan jurus kaki seribunya yang
baru saja mereka pelajari. Mereka segera berlari ke pintu depan dan “BRUK..!!” mereka
menabrak Djoko dan siska “akhirnya ketemu…” ucap siska senang sambil memeluk
Ami.
Tak
terasa hari telah pagi, saat kokok ayam mulai terdengar pintu pun terbuka
kembali dengan sendirinya, mereka berempat segera melesat keluar dari gedung
dan berjanji untuk tidak kembali kegedung tua itu lagi.
Sedangkan
gedung tua itu tetap pada kehidupan malamnya, dengan senyum mereka selalu
menunggu para peserta yang ingin menguji nyali mereka kembali.
Khi…..khi…..khi…..
# The End #
Tidak ada komentar:
Posting Komentar