Ku pandangi sosoknya yang mulai
melangkah pergi. Tubuh mungil dan rambut coklatnya terlihat bersinar bagai
malaikat. Betapa ingin ku peluk tubuh mungil itu, betapa indah dia diciptakan
dan betapa ku inginkan keindahan itu
“Hei Erick ngapain loe ?? ngelamun
terus” terdengar suara cempreng yg membuyarkan lamunan q
“Ah,..
kamu ini mengganggu kesenangan orang aja” gerutu ku kaget karena kedatangan
Doy, aku menyeruput minuman dingin diatas meja dengan kesal.
“kesenangan ?? melirik pacar orang loe
bilang kesenangan,??? Hahahaha sadarlah sobat, cepat-cepat lah kau bertobat
mumpung belum terlambat” cerocos Doy.
“tobat tobat, tobat gundulmu ntu suruh
tobat” ucap ku sambil meninggalkan meja diikuti Doy yang berlari kecil
dibelakang.
“hei sobat, lihatlah baik-baik dia itu
sudah punya pacar tak seharusnya kau suka dia, lebih baik kau hapuskan aja
rasamu itu” ucap Doy sambil merangkul pundak ku.
“kau ini teman ku bukan sich,..??
bukannya dibantu malah disuruh menyerah” ucap ku kesal dan melepaskan rangkulan
Doy dari pundak ku.
“Hei, bukannya aku ga mau bantu, tapi
lihat-lihat keadaan dulu dong,.. dia siapa kamu siapa,..” cerocos doy yg masih
mengikuti ku
“Berisik ah aku mau pulang” ucap q
meninggalkannya
Sepanjang perjalanan pikiran ku hanya
tertuju pada sosok yang indah itu, sosok gadis yang tak asing untuk ku, namanya
Ayun sejak pertama ku lihat di taman itu aku langsung terpesona, tak ku kira
ternyata dia satu sekolah dengan ku. pikiran ku masih terus melayang
tentangnya, tanpa sadar ku menabrak sesuatu,.”BRUK..!!”
“ah,
maaf” ucap ku sambil tertunduk, ku bersihkan beberapa debu yang menempel pada
seragam ku dan berusaha berdiri
“Tak
apa aku juga minta maaf” sebuah suara yang sepertinya ku kenal,
“Ayun,??”
ucap ku lirih
“ha??
Apa?? Apa kau mengatakan sesuatu??” tanyanya lembut
“ah,
tidak, tak apa-apa”
“oh,
permisi ya,..” ucap Ayun melangkah pergi meninggalkan ku yg masih terpaku
memandangnya.
*
* *
Waktu
menunjukkan pukul 15.00 Wita, taman yang tadi sepi perlahan mulai ramai oleh
orang-orang yang berjogging maupun yang hanya berjalan-jalan menghabiskan waktu
sorenya. Dengan sebuah Mp3 player dan headset ku duduk di bangku taman yang
agak jauh dari keramaian, itulah kegiatan ku sehari-hari menikmati sore sambil
mendengarkan musik. Perlahan lamunan ku tersadar karena sebuah suara menyelinap
masuk di telinga ku ,
“permisi
boleh aku duduk di sini??” tanyanya lembut, senyumnya yang manis mengikuti
gerak bibirnya
“ah
iya silahkan” ucap ku sambil sedikit bergeser.
“Sepertinya
kita pernah ketemu ya??” tanyanya tiba-tiba
“apa
kau sering di sini??” lanjutnya lagi
“yah,
setiap sore aku biasa kemari, menghabiskan waktu sore” jawab ku singkat ,
“oh,
pantes rasanya aku tak asing denganmu” ucapnya sambil tertawa kecil, tawa yang
begitu manis dan menggoda ,
“kita
kemarin juga ketemu kok” ucap ku tiba-tiba
“ho
ya?? Kapan?? Dimana??” tanya nya penasaran terlihat alisnya yg mulai menyatu ketengah perlahan
“di
sekolah, tak sengaja aku menabrakmu,..”
“Oh,..
oh itu kamu toh,.. o iya ingat ingat,.. hahaha”
Ku
lihat lagi wajahnya lekat-lekat, tak pernah ku bayangkan aku dapat menikmati keindahannya
dari jarak sedekat ini.
“Ayun
kan,..” tanya ku basa basi
“iya,
kok tau??” tanyanya dengan wajah yang sedikit manampakkan kebingungan, dengan
sedikit senyum ku jawab
“aku baca di seragam kemarin” jawab ku
singkat yg sebenarnya sudah lama q tau nama nya bahkan sangat hapal namanya
“oh,..
hahahha”.
Ah
lagi-lagi dia tertawa. Sore itu terasa berbeda dengan sore sebelummya, matahari
saat itu terasa semakin terang bersinar seakan juga menikmati kebahagiaan ku.
Ku
habiskan waktu sore ku ini dengan berbincang dan bercanda dengan Ayun, sungguh
sore yang indah.
Tak
sadar seorang cowok mendatanginya dan memeluk pundaknya ,
“ah
sayang kau sudah datang” ucap Ayun senang. Yah aku tau siapa cowok itu, dia
adalah pacar Ayun, serasa matahari lenyap seketika melihat Ayun tersenyum manis
padanya
“tidak!!
Jangan!! Jangan tersenyum padanya, tetaplah kau tersenyum pada ku” batin ku pun
mengadu kesal tapi apa daya raga ku tetap tak berkutik melihatnya.
“Aku
pulang duluan ya” pamitnya sambil berdiri dan melangkah pergi, dengan mesra dia
menggandeng tangannya dan meninggalkan ku sendiri.
Tanpa
ku sadari aku pun bangkit dari bangku ku dan mengerjarnya dengan berani ku
panggil namanya namun apa daya sebelum itu ku lakukan sebuah bola basket
terbang kewajah ku, dengan sekejap ku jatuh dan hampir tak sadarkan diri.
Ditengah sisa-sisa kesadaran ku aku masih dapat melihat Ayun yang mendatangi ku.
“Erick,
Erick, bangun kau tak apa Erick” sebuah suara yang ku pastikan itu suara dari
Ayun perlahan menyadarkan ku.
“kau
tak apa sayang?? Apa kau mimpi buruk??” tanyanya bingung,
“mimpi??
Aku?? Mimpi apa??” tanya ku bingung pula
“sayang,
kamu tadi ketiduran, lalu kau mengigau dan berkeringat, apa sayang baik-baik
aja??” tanyanya panik
“Ah,
iya aku tak apa, aku hanya mimpi buruk,” ucap ku sambil membelai rambut
coklatnya.
“Benar
tak apa??”
“Iya,”
ucap ku yakin, sambil tersenyum ku peluk tubuh mungilnya.
“ah,
ternyata hanya mimpi, untung hanya mimpi” ucap ku lega dan Ayun hanya melihat ku
dengan tampang bingungnya
“kenapa
sayang??” tanya ku balik pada Ayun
“ah
tidak, tidak apa-apa” jawabnya masih kebingungan
“baiklah,
ayo kita pulang sayang, sudah hampir magrib nich” ucap ku sambil berdiri dan
menggandeng tangan Ayun, dengan senyum yang mengembang aku bersyukur ternyata
tadi hanya sebuah mimpi karena sekarang Ayun ada di samping ku dan hanya
tersenyum manis untuk ku.
*
* *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar