Senin, 13 Januari 2014

Pemuja Rahasia



Ku pandangi sosoknya yang mulai melangkah pergi. Tubuh mungil dan rambut coklatnya terlihat bersinar bagai malaikat. Betapa ingin ku peluk tubuh mungil itu, betapa indah dia diciptakan dan betapa ku inginkan keindahan itu
“Hei Erick ngapain loe ?? ngelamun terus” terdengar suara cempreng yg membuyarkan lamunan q
“Ah,.. kamu ini mengganggu kesenangan orang aja” gerutu ku kaget karena kedatangan Doy, aku menyeruput minuman dingin diatas meja dengan kesal.
“kesenangan ?? melirik pacar orang loe bilang kesenangan,??? Hahahaha sadarlah sobat, cepat-cepat lah kau bertobat mumpung belum terlambat” cerocos Doy.
“tobat tobat, tobat gundulmu ntu suruh tobat” ucap ku sambil meninggalkan meja diikuti Doy yang berlari kecil dibelakang.
“hei sobat, lihatlah baik-baik dia itu sudah punya pacar tak seharusnya kau suka dia, lebih baik kau hapuskan aja rasamu itu” ucap Doy sambil merangkul pundak ku.
“kau ini teman ku bukan sich,..?? bukannya dibantu malah disuruh menyerah” ucap ku kesal dan melepaskan rangkulan Doy dari pundak ku.
“Hei, bukannya aku ga mau bantu, tapi lihat-lihat keadaan dulu dong,.. dia siapa kamu siapa,..” cerocos doy yg masih mengikuti ku
“Berisik ah aku mau pulang” ucap q meninggalkannya

Sepanjang perjalanan pikiran ku hanya tertuju pada sosok yang indah itu, sosok gadis yang tak asing untuk ku, namanya Ayun sejak pertama ku lihat di taman itu aku langsung terpesona, tak ku kira ternyata dia satu sekolah dengan ku. pikiran ku masih terus melayang tentangnya, tanpa sadar ku menabrak sesuatu,.”BRUK..!!”
“ah, maaf” ucap ku sambil tertunduk, ku bersihkan beberapa debu yang menempel pada seragam ku dan berusaha berdiri
“Tak apa aku juga minta maaf” sebuah suara yang sepertinya ku kenal,
“Ayun,??” ucap ku lirih
“ha?? Apa?? Apa kau mengatakan sesuatu??” tanyanya lembut
“ah, tidak, tak apa-apa”
“oh, permisi ya,..” ucap Ayun melangkah pergi meninggalkan ku yg masih terpaku memandangnya.

* * *
Waktu menunjukkan pukul 15.00 Wita, taman yang tadi sepi perlahan mulai ramai oleh orang-orang yang berjogging maupun yang hanya berjalan-jalan menghabiskan waktu sorenya. Dengan sebuah Mp3 player dan headset ku duduk di bangku taman yang agak jauh dari keramaian, itulah kegiatan ku sehari-hari menikmati sore sambil mendengarkan musik. Perlahan lamunan ku tersadar karena sebuah suara menyelinap masuk di telinga ku ,
“permisi boleh aku duduk di sini??” tanyanya lembut, senyumnya yang manis mengikuti gerak bibirnya
“ah iya silahkan” ucap ku sambil sedikit bergeser.
“Sepertinya kita pernah ketemu ya??” tanyanya tiba-tiba
“apa kau sering di sini??” lanjutnya lagi
“yah, setiap sore aku biasa kemari, menghabiskan waktu sore” jawab ku singkat ,
“oh, pantes rasanya aku tak asing denganmu” ucapnya sambil tertawa kecil, tawa yang begitu manis dan menggoda ,
“kita kemarin juga ketemu kok” ucap ku tiba-tiba
“ho ya?? Kapan?? Dimana??” tanya nya penasaran terlihat alisnya yg mulai menyatu ketengah perlahan
“di sekolah, tak sengaja aku menabrakmu,..”
“Oh,.. oh itu kamu toh,.. o iya ingat ingat,.. hahaha”
Ku lihat lagi wajahnya lekat-lekat, tak pernah ku bayangkan aku dapat menikmati keindahannya dari jarak sedekat ini.
“Ayun kan,..” tanya ku basa basi
“iya, kok tau??” tanyanya dengan wajah yang sedikit manampakkan kebingungan, dengan sedikit senyum ku jawab
“aku baca di seragam kemarin” jawab ku singkat yg sebenarnya sudah lama q tau nama nya bahkan sangat hapal namanya
“oh,.. hahahha”.
Ah lagi-lagi dia tertawa. Sore itu terasa berbeda dengan sore sebelummya, matahari saat itu terasa semakin terang bersinar seakan juga menikmati kebahagiaan ku.
Ku habiskan waktu sore ku ini dengan berbincang dan bercanda dengan Ayun, sungguh sore yang indah.

Tak sadar seorang cowok mendatanginya dan memeluk pundaknya ,
“ah sayang kau sudah datang” ucap Ayun senang. Yah aku tau siapa cowok itu, dia adalah pacar Ayun, serasa matahari lenyap seketika melihat Ayun tersenyum manis padanya
“tidak!! Jangan!! Jangan tersenyum padanya, tetaplah kau tersenyum pada ku” batin ku pun mengadu kesal tapi apa daya raga ku tetap tak berkutik melihatnya.
“Aku pulang duluan ya” pamitnya sambil berdiri dan melangkah pergi, dengan mesra dia menggandeng tangannya dan meninggalkan ku sendiri.
Tanpa ku sadari aku pun bangkit dari bangku ku dan mengerjarnya dengan berani ku panggil namanya namun apa daya sebelum itu ku lakukan sebuah bola basket terbang kewajah ku, dengan sekejap ku jatuh dan hampir tak sadarkan diri. Ditengah sisa-sisa kesadaran ku aku masih dapat melihat Ayun yang mendatangi ku.
“Erick, Erick, bangun kau tak apa Erick” sebuah suara yang ku pastikan itu suara dari Ayun perlahan menyadarkan ku.
“kau tak apa sayang?? Apa kau mimpi buruk??” tanyanya bingung,
“mimpi?? Aku?? Mimpi apa??” tanya ku bingung pula
“sayang, kamu tadi ketiduran, lalu kau mengigau dan berkeringat, apa sayang baik-baik aja??” tanyanya panik
“Ah, iya aku tak apa, aku hanya mimpi buruk,” ucap ku sambil membelai rambut coklatnya.
“Benar tak apa??”
“Iya,” ucap ku yakin, sambil tersenyum ku peluk tubuh mungilnya.
“ah, ternyata hanya mimpi, untung hanya mimpi” ucap ku lega dan Ayun hanya melihat ku dengan tampang bingungnya
“kenapa sayang??” tanya ku balik pada Ayun
“ah tidak, tidak apa-apa” jawabnya masih kebingungan
“baiklah, ayo kita pulang sayang, sudah hampir magrib nich” ucap ku sambil berdiri dan menggandeng tangan Ayun, dengan senyum yang mengembang aku bersyukur ternyata tadi hanya sebuah mimpi karena sekarang Ayun ada di samping ku dan hanya tersenyum manis untuk ku.

* * *

Tidak ada komentar: